Annelida- Annelida itu hewan apa?, Bagaimana ciri-ciri
Annelida?, Bagaimana struktur tubuh Annelida dan fungsinya?, bagaimana
reproduksi dan klasifikasi dari Annelida? dan apa peranan dari Annelida
ini? mari kita jawab semua pertanyaan di atas.
Annelida
Annelida berasal dari kata annulus yang
berarti cincin. Ini sesuai dengan bentuk tubuhnya yang beruas-ruas dan
memanjang.
1. Ciri-ciri Annelida
a. Bentuk gilig dan bersegmen.
c. Tiap segmen yang sama disebut metameri.
d. Sistem saraf tangga tali.
e. Sistem sirkulasi terbuka (darah beredar
melalui pembuluh darah yang tidak seluruhnya terhubung).
2. Struktur Tubuh Annelida
Annelida termasuk hewan yang memiliki lapisan
tubuh triploblastik euselomata. Euselomata artinya sudah terdapat selom sejati,
sistem peredaran darahnya berupa sistem sirkulasi terbuka, memiliki sistem
saraf tangga tali. Tubuh hewan ini memiliki segmen dan setiap segmen
tersebut (disebut metameri) memiliki sistem saraf, pencernaan, reproduksi
serta memiliki sistem ekskresi.
3. Klasifikasi Annelida
a. Polychaeta
Poly artinya banyak dan chaeta artinya rambut,
jadi pada tubuh cacing ini banyak sekali dijumpai rambut. Kulitnya dilapisi
oleh kutikula, memiliki sistem saraf tangga tali dengan pusat sarafnya
adalah ganglion. Cacing ini sebagian besar hidup di laut. Contoh spesies cacing
ini adalah Nereis virens, Eunice viridis (cacing wawo), dan Lysidice oele
(cacing palolo). Cacing wawo dan cacing palolo merupakan cacing yang enak
dimakan dan
memiliki kandungan protein yang tinggi. Cacing
ini banyak dijumpai di wilayah perairan kepulauan Maluku serta Fiji negara
Jepang.
b. Olygochaeta
Cacing ini memiliki chaeta atau rambut yang
jumlahnya sedikit. Cacing ini banyak hidup di darat ataupun perairan tawar.
Bersifat hermafrodit, sehingga di dalam tubuhnya dapat dijumpai ovarium
dan testis. Pada beberapa segmen tubuh cacing ini epidermisnya
mengalami penebalan, disebut klitellum. Pada waktu reproduksi pada bagian
klitellum akan mengeluarkan kokon. Kokon inilah yang nantinya akan menetas
menjadi individu baru. Respirasi dilakukan secara difusi melalui seluruh permukaan
tubuhnya. Contoh: cacing tanah (Pheretima, Lumbricus terrestris).
c. Hirudinea
Cacing ini termasuk cacing pengisap darah.
Adapun yang termasuk dalam kelas ini adalah bangsa lintah.
Contohnya adalah lintah (Hirudo medicinalis) dan pacet (Haemadipsa javanica).
Lintah biasanya hidup di daerah yang lembap, sebelum mengisap darah,
lintah akan menyuntikkan zat anastesi atau bius ke dalam tubuh korbannya,
sehingga ketika diisap darahnya, korban tidak merasa sakit. Lintah juga
dapat menghasilkan zat antikoagulan (zat anti pembeku darah), yang disebut
hirudin. Adanya zat antikoagulan tersebut menyebabkan darah korban yang diisap
tidak akan membeku. Lintah memiliki dua alat pengisap yang terletak di
bagian anterior dan posterior. Untuk dapat mencegah agar kita tidak digigit
atau ketika kita sedang digigit adalah dengan memberikan air tembakau atau
garam, dapat pula tubuh diolesi dengan balsem atau minyak kayu putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar