Kamis, 19 April 2012

laporan praktikum " Bagian Sel Tumbuhan"


LAPORAN PRAKTIKUM
“ BAGIAN SEL TUMBUHAN ”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum
Mata Kuliah : Anatomi Tumbuhan
Dosen Pengampu : Novianti Muspiroh, MP





Disusun oleh :
FATIKAH RAHMA DEWI
                                                                NIM : 14111610017

Kelompok 4
  Tarbiyah/IPA Biologi-B/2
   Asisten Praktikum :
1.      Maya Siti Maemunah
2.      Siti Aisyah

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2012




 
“BAGIAN SEL TUMBUHAN”

       I.            TUJUAN

1.      Melihat bagian sel yang hidup dalam sel yaitu nucleus, kloroplas, dan aliran sitoplasma.
2.      Melihat bagian non protoplasmik (benda ergastik) diantaranya amilum, butir aleuron, dan Kristal Ca Oksalat.

    II.             TEORI

Ciri suatu sel yang hidup adalah terdapatnya protoplasma, dimana bagian sel yang hidup di dalam sel antara lain adalah  nucleus sitoplasma, plastida, mitokondria, dan ribosom.
Selain benda hidup terdapat benda tidak hidup (protoplasmik)  yang disebut benda ergastik. Benda ergastik ini ada yang bersifat cair yang terdapat dalam cairan sel berupa asam organic, lemak, protein, karbohidrat, tannin, antosian, alkaloid, minyak etiris, dan harsa.
Benda ergastik yang bersifat padat yaitu amilium, aleuron, Kristal Ca Oksalat, Kristal putih telur.
            Bentuk sel yang bebas, atau sel yang baru dibentuk dan terisolasi  cenderung berbentuk bulatan, lalu karena adanya tekanan dari sel-sel yang lain maka bentuk sel mulai terdiferensiasi. Struktur sel Tumbuhan
terdiri dari protoplasmik, nonprotoplasmik, membran sel dan dinding sel. Pada protoplasmik sifatnya aktif dalam metabolisme, terdiri dari inti dan sitoplasma.



 III.            ALAT DAN BAHAN

Mikroskop, gelas benda, gelas penutup, pipet tetes, jarum preparat, pinset, silet, ganggang sp, Spyrogyra, umbi solanum tuberosum, biji Zea mays, biji Riccinus communis, dan tangkai daun Begonia sp.


 IV.            PROSEDUR KERJA

1.      Buatlah preparat segar dari masing-masing preparat dengan bantuan silet diiris/disayat tipis secara melintang kemudian letakan di gelas benda kemudian ditutup.
2.      Persiapkan mikroskop untuk mengamati preparat, atur perbesarannya sampai terlihat jelas kemudian gambar dan beri keterangan.
3.      Amati bentuk kloroplas dan adanya nucleus yang teerlihat jelas diantara gulungan kloroplas dari Spyrogyra.
4.      Amati adanya butiran-butiran amilum pada umbi (tuber) Solanum tuberosum, biji Zea mays.
5.      Amati adanya butir aleuron pada lapisan terluar dari endosperm Zea mays dan keeping biji Riccinus communis.
6.      Amati adanya Kristal Ca Oksalat seperti drussen (roset) pada tangkai daun Begonia sp.





    V.            HASIL PENGAMATAN

No.
Bahan
Gmbr. praktikum
Gmbr. internet
keterangan
1.
Spyrogyra sp

( ganggang )





1.      Kloroplas
2.      Nucleus

Yang dicari : kloroplas+nukleus

2.

Solanum tuberosum
( umbi )








1.      Hilus

Yang di cari : amilum

3.


Mirabilis jalapa

(bunga pukul empat )






1.      Kristal rafida
Yang dicari : Kristal rafida

4.





5.

Ipomea batatas

( kentang )





Biji jarak















1.      Hilus

Yang dicari : amilum



1.      Aleuron

Yang dicari :  aleuron

6.

Zea mays

( biji jagung )







1.      Aleuron
Yang dicari :aleuron

7.

Begonia sp

(tangkai daun )







1.      Ca oksalat

Yang dicari : Ca oksalat



 VI.            PEMBAHASAN

Dalam praktikum kali ini yaitu tentang bagian bentuk sel pada tumbuhan. Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil kerena sudah tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri sendiri.
Dalam percobaan ini kita akan mengetahui berbagai macam bentuk-bentuk sel dari Spyrogyra (ganggang), Begonia sp, solanum tuberosum (kentang), Mirabilis jalapa (bunga pukul empat), Ipomea batata (ubi), dan Zea mays (biji jagung). Bahan-bahan tersebut diiris/disayat tipis secara melintang.
Pada Spyrogyra memilki butir- butir  Pirenoid berfungsi untuk menghasilkan amilum atau pati. Pada spirogyra memiliki bentuk sel yang terdiri dari nucleus yang berfungsi untuk mengatur seluruh aktivitas didalam sel. Menurut letaknya nukleus dibagi menjadi dua Inti sel aloe vera berbentuk bulat dan terdapat di tengah sel. Nucleus dikelilingi oleh sampul nuklir dan berisi matriks nuklir nukleoplasma dan satu atau lebih nukleuolus. Dalam nukleoplasma didapati nukleoplasma yang terdiri atas DNA dan protein.
Di dalam bagian sel tumbuhan solanum tuberosum, terdapat hilus yang berbentuk eksentris karena terbentuk dari luar kedalam. Dan terdapat amilum mempunyai rumus empiris (C6H10O5)n, berupa karbohidrat atau polisakarida yang berbentuk tepung disebut amiloplas, dapat dibedakan menjadi leukoamiloplas yang berwarna putih dan menghasilkan tepung cadangan makanan dan kloroamiloplas berwarna hijau dan menghasilkan tepung asimilasi. Titik permulaan (initia) terbentuk amilum disebut hilus(hilum), berdasarkan letaknya hilu, butir amilum dibedakan menjadi amilum konsentris bila hilus berada ditengah-tengah, dan amilum eksentris bila berada ditepi hilusnya.
Menurut banyaknya hilus dalam amilum, amilum dapat dibedakan menjadi:
a. Amilum tunggal, apabila sebutir amilum terdapat satu hilus
b. Amilum setengah majemuk, apabila terdapat dua hilus dan masing-masing dikelilingi lamela, sehingga terbentuk lamela yang mengelilingi seluruhnya
c. Amilum majemuk, apabila terdapat banyak hilus dan masing-masing dikelilingi lamela, sehingga terbentuk lamela yang mengelilingi seluruhnya.
       Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus adanya lamela-lamela disebabkan pad waktu pembentukkan amilum, tiap lapisan mempunyai kadar air yang berbeda, sehingga mempengeruhi indeks bias. Lamela-lamela akan hilang apabila ditetsi alkohol, karena air akan terserap alkohol. Di bagian amilum nampak seperti retak, dapat terjadi pada tepung tapioca. Atau di tengah amilum nampak seperti terkerat, dapat ditemukan butir amilum pada biji yang sedang berkecambah, disebut korosi, misalnya pada biji kacang merah yang sedang berkecambah.
 Kemudian pada Mirabilis jalapa, terdapat Kristal rafida yang berbentuk seperti jarum atau sapu lidi terdapat pada daun mirabilis jalapa, batang dan akloe vera, daun rhoeo discolor serta ananas commosus, lapisan epidermis batang Pleomele sp.Kristal yang terdapat  pada tumbuahn merupakan hasil akhir dari metabolisme.
Pada Ipomea batatas, terdapat bagian bentuk sel yaitu hilus yang terbentuk dari luar ke dalam dan berbentuk eksentris.
Bentuk bagian sel biji jagung atau Zea mays, terdapat bulatan-bulatan sangat kecil yang banyak yang dinamakan aleuron. Aleuron  berisi sebuah/ lebih krsitaloid putih telur dan sebuah atau beberapa guboid (bulatan kecil yang terbuat dari zat fitin yaitu garam Ca dan Mg dari asam mesoinosit hexafosfor). Aleuron dapat terlihat pada lapisan paling luar dari endosperm padi dan jagung, dapat terbuang karena pencucian beras terlalu bersih, sedangkan pada biji jarak aleuron tampak tersebar dengan ukuran lebih besar dari aleuron padi.
Dan yang terakhir pada Begonia sp, memiliki Ca oksalat yang sama seperti dengan Kristal Pasir, berbentuk piramida kecil, terdapat pada tangkai daun amaranthus hybridus, tangkai daun nicotiana tabacum dan begonia sp.


VII.            KESIMPULAN

Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari mahluk hidup. Ilmu yang mempelajari tentang sel adalah sitologi. Susunan sel yang teratur karena dihasilkan oleh adanya pembelahan sel yang teratur. namun sebagian besar tidak menunjukkan keteraturan melalui kelompok sel yang kompak dan yang tidak kompak (renggang) sehingga terbentuk ruang antar sel  akibat pemisahan dinding sel (sizogen) dan mungkin akibat dari beberapa sel yang larut (lisigen).
Bentuk sel yang bebas, atau sel yang baru dibentuk dan terisolasi  cenderung berbentuk bulatan, lalu karena adanya tekanan dari sel-sel yang lain maka  bentuk sel mulai terdiferensiasi.
        Sel tumbuhan terdiri dari bagian yang hidup dan bagian yang mati. Bagian yang hidup adalah inti dan organel pada sitoplasma dan bagian yang mati adalah dinding sel dan benda-benda ergastik.
Dan terdapat bagian-bagian sel yang hidup yaitu nucleus, kloroplas dan aliran sitoplasma. Dan melihat bagian dari non protoplasmic (benda ergastik) diantaranya amilum, dan butir aleuron.










DAFTAR PUSTAKA


Ø  Sumardi, Issirep,dkk.1992. Struktur Bagian Tumbuhan. Yogyakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ø  Tjitrosoepomo, Gembong. 2000. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Pres.
Ø  http://www.crayonpedia.org/mw/1._Struktur_dan_Fungsi_Jaringan_Tumbuhan.html
Ø  Nugroho , L.  Hartanto dkk. 2006. “Struktur dan perkembangan tumbuhan”. Jakarta: Penebar Swadaya.
Ø  http://sweetir1s.multiply.com/journal/item/4/anatomi_tumbuhan . diakses pada tanggal 27 Maret 2012 jam18:30

Laporan Praktikum kimia "kalor pembakaran"


LAPORAN PRAKTIKUM
“ KALOR PEMBAKARAN”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum
Mata Kuliah : Kimia Dasar 2
Dosen Pengampu : Kartimi M.Pd











Disusun oleh :
FATIKAH RAHMA DEWI
NIM : 14111610017
Kelompok I
Tarbiyah/IPA Biolgi-B/2
Asisten Praktikum :
1.   Dewi Fortuna
2.   Ahmad Khaerudin

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2012
KALOR PEMBAKARAN

       I.            TUJUAN

Menentukan nilai dari pembakaran pada lilin dan spirtus.

    II.            DASAR TEORI

Kalor pembakaran adalah kalor yang dilepaskan atau diserap oleh pembakaran 1 mol unsure atau senyawa diberi symbol ∆Hc (C=Combustion).
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda.
Kalor didefinisikan sebagai sebagai energy panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar. Begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya suatu kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor yaitu massa zat, jeni zat(kalor jenis), perubahan suhu (purnomo 2008).
Reaksi suatu  zat dengan oksigen disebut reaksi pembakaran.  Zat yang mudah terbakar adalah unsur karbon, hidrogen, belereng, dan berbagai senyawa dari unsur tersebut.  Pembakaran dikatakan sempurna apabila :

Ø  Karbon  (C) terbakar menjadi CO2
Ø  Hidrogen (H) terbakar menjadi H2O
Ø  Belereng (S) terbakar menjadi SO2
 III.            ALAT DAN BAHAN
           
A.    Alat
1.      Neraca Ohaus
2.      Gelas kimia
3.      Thermometer
4.      Kaki tiga
5.      Statif
B.     Bahan
1.      Lilin
2.      Bunsen
3.      Korek api
4.      Air


 IV.            PROSEDUR KERJA

Kalor pada pembakaran lilin.
1.      Massa lilin ditimbang
2.      Pada gelas kimia diisi dengan 50 ml air.
3.      Diukur suhu awal air dengan thermometer (t1).
4.      Rangaki alat seperti pada gambar.
5.      Dinyalakan lilin.
6.      Diukur suhu air dengan  thermometer hingga suhu melebihi 20oC dari suhu awal air (t2 ).
7.      Pada alat suhu air telah mencapai kenaikan 20oC, lilin segera dimatikan. 
8.      Lilin setelah pembakaran ditimbang

Kalor pada pembakaran spirtus.
1.      Ditentukan massa spirtus.
Massa spirtus =  188-123,8
                      = 64,2 gram
2.      Pada alat dirangkai seperti pada percobaan yang pertama dengan menggunakan pembakaran spirtus.
3.      Ditentukan suhu awal pada air. Suhu air pertama = 280C
4.      Dinyalakan spirtus pada bunsen.
5.      Diamati suhu air tunggu hingaa 500C
Suhu air kedua = 500C
6.      Ditimbang kembali masa spirtus setelah pembakaran.
Massa spirtus kedua = 183-123,8 = 59,2 gram
Rumus spirtus = C4H10

    V.            HASIL PENGAMATAN

Diketahui :
a)      Massa lilin awal = 19 gram
b)      Massa kalor jenis air = 41,8 gram
c)      Massa air = 200 ml
d)     Massa lilin setelah dibkar massa air = 16,2 gram
e)      Suhu awal air = 280C
f)       Suhu akhir air = 500C
g)      Mr lilin = 352
h)      Mr spirtus = 58


1.      Mencari kalor pembakaran lilin

      Lilin = C25H52
         Mr = 352
q = m . c . ∆t
               = 200 . 4,184 . 22
              = 18,409 joule



2.      Mencari panas yang dilepaskan lilin

Gram lilin = Mawal – Makhir
                          =  19 – 16,2
                   = 2,8
                
                =  
                = 0,007
                   = 7.10-3




   =
   = 2,629 joule
3.      Mencari kalor pembakaran spirtus

Spirtus = C4H10
Mr = 58
q = m . c . ∆t
   = 200 . 4,184 . 22
   = 18,409 joule
4.      Mencari panas yang dilepaskan spirtus

Gram spirtus =
Mawal – Makhir
           =  64,2 – 59,2
       = 5
      
            =
          = 0,086 mol
           = 86.10-3 mol
          =
            = 214058 joule
            = 214,058 Kj


 VI.            PEMBAHASAN

Dari hasil praktikum dan analisis data diatas, yang dilakukan pada praktikum kalor pembakaran pada spirtus dan lilin. dengan penentuan mencari kalor pembakaran pada lilin dan kalor pembakaran pada spirtus. Pada kalor pembakaran lilin dicari massa lilin awal sebelum pembakaran dengan cara ditimbang, kemudian rangkai alat dengan disiapkan volume air dengan 200 ml air, dan ukur suhu awal air dengan thermometer kemudian nyalakan lilin dengan diukur juga kenaikan suhu yang terjadi pada kalor pembakaran lilin hingga 500C dan timbang lilin setelah selesai pembakaran. Dan dihasilkan nilai kalor pembakaran lilin sebesar 18,409 J dengan menggunakan rumus q= m. c . ∆T, pada harga kalor yang dilepaskan lilin sebesa 2,629 KJ , kalor yang dilepaskan pada satu mol.
Kemudian pada kalor pembakaran spirtus, ditentukan massa spirtus dengan cara ditimbang sebelum terjadi pembakaran, massa spirtus 64,2 gram. Rangkai alat seperti pada percobaan pertama, dengan lilin diganti menggunakan pembakara spirtus dan tentukan suhu awal pada air dengan suhu 280C kemudian amati perubahan suhu yang terjadi sampai 500C. setelah itu ditimbang kembali massa spirtus yang setelah pembakaran dengan nilai 59,2 gram. Dengan rumus spirtus C4H10.
Pada proses kalor pembakaran lilin dan kalor pembakaran spirtus terjadi peristiwa kalor yang dilepaskan atau diserap dalam pembakaran. dimana  pada kalor pembakaran spirtus terjadi pembakaran kalor yang cepat dikarenakan massa spirtus lebih besar dari massa lilin. Dan begitu pula sebaliknya pada kalor pembakaran lilin dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk melepaskan pembakaran. Dan dihasilkan perbedaan nilai dari masing-masing tiap kalor pembakaran dimana harga kalor pembakaran yang dilepaskan pada spirtus adalah 214,958 KJ.


VII.            KESIMPULAN

1.      Percobaan pertama, pada kalor pembakaran lilin dapat disimpulkan, dengan pelepaan dalam satu mol kalor, membutuhkan kalor sebanyak 2,629 Joule. Dengan memanaskan 200 ml air.
2.      Percobaan kedua, pada kalor pembakaran spirtus dapat disimpulkan, terjadi pelepasan kalor dalam satu mol dengan membutuhkan 214,058 KJ, untuk memanaskan 200 ml air agar terjadi kenaikan suhu menjadi 500C.

DAFTAR PUSTAKA

Ø  Sudarmo unggul.2007. ” kimia”. Ciracas Jakarta : PT. Phibeta aneka gama.
Ø  http : // www.chem-is-try.org/materi kimia / termokimia.
Ø  Tim kimia dasar. 2009. Penuntun praktikum kimia dasar 2. Surabaya : jurusan kimia FMIPA UNESA.
Ø  Purba, Michael. 2006. Kimia. Jakarta : Erlangga.